Rabu, 05 November 2008

Dari Kemenangan Obama


Akhirnya seperti yang menjadi dugaan dunia bahwa Amerika akan mengalami perubahan terjadi dalam pemilihan Presiden kali ini. Bukan hanya orang Amerika yang memberikan suara dalam pemilu di Amerika, tapi warga dunia pun memberikan ‘suara’ buat Obama untuk memimpin Amerika.

Negeri Amerika yang sering di dengungkan sebagai tempat yang diimpikan, dimana semuanya menjadi mungkin, bangsa dan Negara yang menjunjung tinggi demokrasi, yang menghargai hak asasi manusia, dan menjadi sahabat bangsa-bangsa di dunia, kini memantapkan citra itu dengan terpilihnya Barrack Obama sebagai Presiden Amerika yang ke 44. Banyak yang menyangsikan bahwa Obama bakal menang pemilihan Presiden kali ini walaupun di jajak pendapat Obama menang mutlak. Dan segala keraguan pun hilang pada 4 November 2008. Seorang Afro-Amerika Barrack Obama akan memimpin Amerika.

Dengan terpilihnya Obama sebagai Presiden Amerika, bangsa yang besar yang terdiri dari beragam suku bangsa putih, hitam, latin, Asia, Indian dan yang lainnya menunjukkan pada dunia bahwa mereka tetap satu, United States of America.

Lantas perubahan apa yang ditawarkan oleh Presiden Obama? Kondisi ekonomi domestic Amerika yang terguncang, politik luar negeri Amerika yang menjadi sorotan dunia, anggaran belanja Negara yang digoyang akibat krisis keuangan subprime mortgae, ketergantungan energi Amerika akan minyak Timteng menjadi tugas Obama untuk menyelesaikannya. Janji-janji Obama untuk rakyat Amerika ditunggu pembuktiannya.

Indonesia mungkin bisa berbangga dengan proses pembelajaran demokrasi yang sangat pesat. Pemilihan Presiden secara langsung, juga pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan salah satu buktinya. Rakyat Indonesia bisa berbeda pendapat dengan wakil yang sudah di pilihnya di badan legislative, hal ini bisa membuat suara rakyat menjadi lebih kuat dalam menentukan siapa yang sesungguhnya terpilih dan mewakili hak suara seorang rakyat. Lembaga Eksekutif benar-benar diawasi oleh lembaga legislative.

Tetapi pertanyaan berikutnya bisa untuk di pelajari lebih lanjut apakah rakyat Indonesia sanggup ‘nrimo’ di pimpin oleh seseorang dari kalangan muda, atau dari kalangan minoritas, atau dari kalangan yang dalam sejarahnya belum pernah ada. Dari sudut pandang umum Obama disebut sebagai Presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat, in luar biasa mengingat mayoritas penduduk Amerika adalah kulit putih. Lalu usia Obama yang relative muda 47 tahun untuk ukuran seorang Presiden jika dibandingkan dengan John McCain yang 72 tahun berpengalaman di bidang militer, politik dan juga anggota senator senior, lalu tetap Obama yang terpilih dengan misi ’perubahan’ yang saat ini diperlukan oleh Amerika.

Di Indonesia, dikotomi militer-sipil, nasionalis-religius dan Jawa-non Jawa selalu menjadi tolok ukur dalam pemilihan Presiden, hal ini harus berubah. Misi apa yang ditawarkan dan disanggupi oleh kandidat Presiden yang harus menjadi pedoman dan arahan keyakinan kepada siapa suara seorang rakyat akan diberikan. Ada lagi tolok ukur berpengalaman atau tolok ukur generasi muda dan generasi tua, sudah semestinya di sikapi dengan arif dan bukan menjadi satu variabel mutlak dalam menawarkan solusi untuk menyelesaikan masalah bangsa ini.

Dan sikap rendah hati dari Barrack Obama untuk menyampaikan respect pada lawannya merupakan hal yang patut diteladani oleh pemimpin bangsa Indonesia, juga sikap ksatria dari McCain yang memberikan selamat pada Obama adalah sikap yang patut di contoh bagaimana berjiwa besar dalam menerima suatu kekalahan.

Foto – Barrack Obama & Family - AP

Senin, 03 November 2008

Akankah Obama?


Dalam hitungan jam orang Amerika memiliki hajatan besar pemilihan President. Dua kubu menawarkan tokoh masing-masing. Partai Demokrat memajukan Barrack Obama dan Joe Biden sedangkan dari Partai Republik John McCain dan Sara Palin. Pesta demokrasi di Amerika serikat selalu menarik untuk diperhatikan mengingat Amerika selalu campur tangan dalam segala hal aktivitias di dunia.

Dengan krisi keuangan yang menimpa Amerika Serikat saat ini, popularitas President Bush semakin terperosok di akhir masa jabatannya. Hal ini berimbas kepada partai Republik. Dari berbagai survey yang diselenggarakan popularitas Barrack Obama begitu dominan mengalahkan John McCain. Dari tiga kali debat yang dilakukan Barrack Obama selalu menjadi pemenangnya.

Tapi apakah dominasi dari berbagai jajak pendapat akan sesuai dengan hasil pemilu November minggu ini? Belum tentu. Dari beberapa kasus yang pernah ada di Amerika Serikat yang memang bukan dalam event pemilihan President, warga Amerika kulit hitam selalu kalah pada akhir pemilihan, walaupun pada jajak pendapat begitu terlihat dominasi nya. Apakah orang Amerika yang begitu dominan memperlihatkan sebagai negara yang sangat menghormati hak asasi manusia tapi tetap tidak menerima perbedaan warna kulit?

Dari liputan media televisi lokal di Indonesia yang meliput kampanye dan debat antara Obama vs McCain, bisa dilihat bahwa program yang dibawa Obama didominasi oleh hal-hal perekonomian untuk masyarakat. Apakah itu masalah pemotongan pajak, memajukan usaha kecil dan menengah, lalu diikuti oleh program pendayaan energi sampai perang melawan terorisme. Bicara mengenai terorisme statement yang di keluarkan oleh McCain begitu kontras dengan Obama. McCain lebih pro kepada kaum Yahudi dan tidak begitu percaya dengan pihak-pihak timur tengah seperti Ahmadinejad Presiden Iran. Latar belakang McCain dari militer dan Republikan memang tidak jauh dari perang. Dia termasuk penggagas perang Irak dan penangkapan Saddam Husein.

Yang menarik dari Obama bahwa orang ini pernah menjejakkan kakinya di Indonesia. Obama yang berasal dari keluarga yang beraneka sukubangsa menjadikan satu fenomena yang menarik banyak pihak, termasuk orang Indonesia. Walaupun Obama hanya sebentar saja di Indonesia tapi beberapa orang malah ingin supaya Obama menang, ini mungkin saja karena bisa menjadi catatan sejarah bagi orang tersebut atau hanya faktor perasaan saja. Karena bagaimanapun Amerika tetaplah Amerika, sebuah negara besar dan ingin selalu menjadi dominan dalam segala hal di dunia ini.

Akan kah Obama menjadi Presiden Amerika? Atau akankah dia seperti John F Kennedy? Ah mengerikan sekali kalu memang ya. Karena kalau itu terjadi bukan hanya Amerika yang kena imbasnya tapi dunia.

Bahaya di Lapangan Golf




Bagi orang yang sudah mengetahui nikmatnya bermain golf dan begitu terlena sampai-sampai tidak memikirkan bahaya yang mungkin terjadi bisa fatal akibatnya. Dari luka yang ringan sampai yang berakibat maut bisa saja terjadi.

Lapangan golf memang disengaja di rancang bukan hanya untuk para golfer tapi juga mengundang makhluk lainnya untuk masuk dan menghuni beberapa tempat di lapangan golf. Kala kita melihat indahnya lapangan golf yang terpelihara dengan baik, seperti rumput hijau yang menghampar luas, danau buatan atau sungai buatan di kiri dan kanan. Lalu ada pohon-pohon yang tinggi, tanaman berbunga indah, tentu akan mengundang mahluk seperti kodok, serangga, kadal, lebah, ular dan yang lainnya.

Mungkin sangat jarang bahwa binatang-binantang tersebut secara sengaja menyerang manusia, karena yang ada binatang-binatang itu takut terhadap manusia. Tapi ketika secara tak sengaja berpapasan, binatang dengan insting kebinatangannya mengira sedang dalam bahaya lalu menyerang sang golfer.

Menurut cerita rekan saya yang orang Jepang, minggu lalu beberapa kolega Jepang mengalami serangan binatang serangga dan ular. Serangan ular tidak sempat membuat luka, tapi serangan lebah membuat teman itu terluka di sekitar mata, telinga. Ketika kolega itu bermain golf di salah satu resource Gunung Geulis seekor burung hantu menggoyang-goyang sarang lebah yang ada di satu pohon, dan sang lebah pun marah. Secara kebetulan berpapasan dengan sang golfer, maka diseranglah sang golfer, sampai ada beberapa ekor yang masuk telinga dan mesti di vacuum di THT. Cerita yang lebih seram menimpa salah satu customer di perusahaan shipyard di Jakarta. Waktu itu dia bermain golf di Lido Sukabumi, dan terjadi serangan lebah. Sebenarnya dia sudah selamat, tapi karena atasannya diserang dan berteriak minta tolong, dia memindahkan perhatian lebah dengan mengebaskan bajunya, lebah pun menyerangnya. Hampir mati dia bilang. Jarun-jarum sengat lebah menghiasi wajah, tubuh sampai ke alat vitalnya. Seminggu baru pulih.

Sebenarnya untuk menghindar dari serangan lebah bisa dilakukan dengan rebah ke tanah (muka menghadap tanah lebih baik) dan diam tak bergerak, lebah mungkin akan menempel di baju atau kulit tapi kemudian karena kita tak bergerak akan pergi dengan sendirinya. Bisa juga terjun ke air jika ada (tapi kita tidak tahu bahaya dari dalam air : ). Bisa juga dengan membawa semprotan insektisida tapi mungkin terlalu berlebihan ya...

Bahaya lain yang pernah saya dengar adalah sambaran petir. Pernah di lapangan golf Emerald ada orang Korea yang tersambar petir. Ketika hujan mulai turun rintik-rintik dan awan mendung hadir, semestinya golfer berhenti memukul, mencari shelter terdekat atau kalau bisa kembali ke base lebih baik lagi. Tapi mungkin karena dilihatnya masih bisa main, sang golfer dari Korea tetap melakukan swing, dan kemudian dhueeeerrrr kilatan cahaya disertai dentuman suara gledek dari langit menghujam bumi, sang golfer pun terpanggang hidup-hidup dalam pukulan swing-nya, mati.

Jadi walaupun kelihatannya lapangan golf itu indah, tapi bahaya tetap ada, dan kita harus selalu waspada untuk menghindar dari bahaya yang mungkin timbul.

Diperuntukkan bagi golfer sejati yang gugur atau terluka di lapangan golf.

Label:

Parenting - Kiat menangani anak yang nakal


Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat jasmani maupun mentalnya. Tapi ketika anaknya sedemikian rupa nakalnya, tidak sedikit pula orang tua yang tidak tahu harus bagaimana mendidik anak dengan baik.

Little Jump salah satu sekolah anak yang mencoba mengejewantahkan konsep PAUD – pendidikan anak usia dini, pada 1 November mengadakan seminar mengenai penanganan anak-anak nakal. Seminar di berikan oleh Intidata consultant yang bergerak di bidang psikologi anak dan orang tua.

Bahwasanya banyak anak-anak yang menjadi nakal bisa ditelusuri asal muasal kenakalannya. Dari seminar yang disampaikan pengaruh pola asuh dalam keluarga memberikan bobot sekitar 30%, lalu dari sekolah sang anak mendapatkan pengaruh sekitar 30%, ada lagi lingkungan yang memiliki pengaruh juga sebesar 30%, sisanya 10% sang konsultan menunjuk faktor Yang Maha Kuasa. Dengan pembobotan seperti itu yang pertama dan terutama adalah pendidikan dalam keluarga, karena siapapun seseorang itu dididik dari dalam keluarga. Ayah dan ibu harus berkomunikasi dengan baik dan sepakat untuk menerapkan konsep pendidikan dalam keluarga.

Pembagian pilihan dari orang tua dalam mendidik anak dibedakan dalam empat golongan besar. Yang pertama adalah bagiamana orang tua memilih peran agresive. Orang tua sering marah-marah melihat tindakan anaknya yang nakal. Secara psikologis ini bisa mengakibatkan seorang anak yang agresive, dia bisa menjadi pemarah juga kepada teman-teman kecilnya, dan tidak menutup kemungkinan berulah yang lebih buruk lagi seperti pemukulan. Ada juga orang tua yang manipulatif, dimana orang tua banyak melakukan trick-trick untuk mencapai tujuan atau penyampaian pesannya. Memang seorang anak kecil bisa dibohongin, tapi lama-kelamaan dia bisa sadar dan malah bisa ikut-ikutan beraksi tipu-tipu juga. Kemudian ada sikap orang tua yang pasive, yang membiarkan sang anak apa adanya. Di satu sisi ini bisa merugikan anak yang mengarah menjadi seseorang yang semaunya, tapi di sisi lain seorang anak bisa bereksplorasi dengan minat kemampuannya dengan bebas tanpa beban apapun. Yang terakhir adalah pilihan menjadi orang tua yang asertif, bagaimana orang tua menjadi tegas, disiplin pada saat yang dibutuhkan. Pilihan sepenuhnya ada pada masing-masing orang tua.

Mengenai peran lingkungan terkadang karena kurangnya waktu pengawasan orang tua terhadap lingkungannya, anak bisa memberikan hasil yang buruk dan mencengangkan orang tua. Misalnya mengeluarkan kata-kata yang tak pantas dari seorang anak kecil. Sebagai orang tua dan sebagai warga dari suatu lingkungan, seseorang berhak untuk memberitahukan lingkungannya mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik. Sekiranya memang agak sulit bisa dengan memberitahukan pada yang dituakan atau kalau masih tidak bisa terpaksa dipisahkan. Itu sebabnya banyak orang tua yang memilih sekolah untuk anaknya bukan dikarenakan jauh dekat, atau murah mahalnya biaya, tapi faktor pemilihan lingkungan untuk sang anak.

Foto Gerald – an army look, Sept 2007