Kamis, 10 Juni 2010

Forza Inter


Dalam kurun waktu tiga tahun belakang liga champion eropa begitu memikat pecinta bola, bagaimana tidak, pada periode 2008-2009 MU menjadi juara liga champion dan juga juara liga Inggris, dilanjutkan Barcelona pada periode 2009-2010 dengan mengoleksi 6 gelar dalam setahun – sebuah pencapaian sempurna untuk sebuah klub, dan periode terbaru Inter Milan 2010-2011 yang tidak menutup kemungkinan bisa mengulangi sukses sixtuple nya Barcelona.

La Beneamata atau Inter Milan sudah merengkuh 3 gelar musim ini, juara liga Italia, juara Coppa Italia dan juara liga Champion. Lawan – lawan yang ditaklukkan pun tidak sembarangan. Di babak perdelapan Inter mengalahkan Chelsea yang pada musim ini merengkuh gelar double – juara liga Inggris dan piala FA, di Semifinal Inter mengalahkan Barcelona – sang juara liga Spanyol. Dan pada babak final Inter mengalahkan Bayern Munchen – klub Jerman yang pada musim ini menjadi juara liga Jerman dan piala Jerman.

Tidak seperti dua klub Manchester United dan Barcelona yang mengusung sepakbola menyerang, Inter mengedepankan sepakbola efektif, bisa memainkan sepakbola menyerang tapi bisa juga bermain bertahan. Jose Mourinho sang pelatih Inter yang diyakini sebagai arsitek dari pencapaian Inter yang luar biasa tahun ini. Bagaimana tidak Inter menunggu lebih dari 40 tahun untuk kembali menjuarai ajang bergengsi Eropa ini, dan tidak tanggung-tangung treble winners disandangnya – sebagai klub Italia pertama peraih tiga gelar dalam satu musim. Buat Jose Mourinho juara liga Champion musim ini adalah trophy kedua nya untuk dua klub yang berbeda. Mou adalah sosok ambisius, dia sedang mengejar titel champion ketiganya di tiga klub yang berbeda – untuk menjadi pelatih pertama yang meraih tiga trophy Champion di tiga klub yang berbeda.

Untuk menjadi juara, sebuah klub tidak perlu memaksakan suatu pola tertentu jika memang karakteristik nya tidak mendukung, itu adalah pelajaran yang disampaikan Inter untuk dunia sepakbola. Sepakbola menyerang bukan jaminan untuk selalu menang. Mourinho paham betul falsafah itu dan dia menerapkannya di Inter. Saat melawan Chelsea, Inter bermain menyerang, dan memenangkan dua leg sekaligus, melawan Barcelona Inter menyerang saat lawan dalam ketidak siapan, dan bertahan ketika mengetahui bahwa lawan lebih unggul dalam penyerangan, strategi jitu dan berhasil. Dan di final strategi serangan balik Inter kembali memakan korban, Bayern yang juga dikenal agresif apalagi arsitek nya Van Gaal dari Belanda, tapi tetap tak berkutik dengan strategi efektif Inter, dua gol Diego Milito dilesakkan ke gawang Bayern dari skema serangan balik.

Pelajaran sepakbola efektif ini mulai terdengar bakal di mainkan oleh beberapa timnas yang akan berlaga di piala dunia 2010, sebut saja Brasil – yang terkenal dengan keindahan sepakbola menyerangnya dimungkinkan bermain efektif.

Foto: Bola.net

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda