Rabu, 22 Juli 2009

Teror Bom Jakarta - Marriot II


Teror bom kembali mengguncang Jakarta, Ibukota Indonesia negeri elok yang sebenarnya begitu indah, memiliki banyak kekayaan alam tapi juga menakutkan bagi sebagian orang.

Bom itu meledak lagi di tempat yang sama Hotel J.W Marriot ditambah hotel Ritz Carlton di Mega Kuningan Jakarta. Keduanya adalah hotel milik asing, Amerika. Terorist seperti Osama bin Laden dan jaringan Al Qaeda-nya juga para pengikut paham Osama di Indonesia sama-sama memusuhi Amerika dan negara sekutunya. Itulah sebabnya peledakan bom oleh para terorist akan selalu memiliki target yang berbau asing, atau mereka yang dianggap sebagai ancaman untuk agama yang dianut para terorist pelaku pemboman. Paham ini tentu saja hanya di yakini oleh para terorist karena Indonesia yang mayoritas adalah Muslim tidak sepaham dengan aksi terorist itu.

Dari penelusuran Detasemen 88 dan penuturan BrigJend Suryadarma, mantan Komandan Den 88 – satu institusi / aparatur negara yang khusus menangani masalah terorisme di Indonesia, para terorisme memiliki tujuan utama untuk menerapkan Syariat Islam di Indonesia, dan tujuan lainnya adalah untuk melawan mereka yang bertentangan atau menghalangi tujuan tersebut. Sudah tentu hal ini akan bertentangan dengan apa yang sudah termaktub dalam Undang – undang Dasar 45 bahwa Indonesia bukanlah negara agama, seperti yang diinginkan oleh para terorist tersebut. Semangat dan cita-cita para pendiri bangsa Indonesia adalah membangun bangsa dan negara dengan falsafah Pancasila.

Pemboman kali ini boleh dibilang memiliki gelegar yang lebih dahsyat dibandingkan dengan pemboman 5 tahun lalu, walaupun dari ukuran bom lebih kecil. Ini dikarenakan super star sepakbola, klub Manchester United akan bermain di Indonesia pada tanggal 20 July 2009, dan mereka rencananya menginap di hotel Ritz Carlton! Entah mengapa para terorist mempercepat waktu pemboman dari tanggal 20 July menjadi tanggal 17 July 2009. Pun demikian Manchester United membatalkan kunjungannya ke Indonesia karena peristiwa ini. Dan Indonesia pun menderita kerugian miliaran rupiah untuk event yang satu ini, dan bukan tidak mungkin kerugian bisa mencapai triliunan jika dikaitkan dengan hal lainnya seperti travel warning yang diberikan oleh beberapa negara. Travel warning janganlah dianggap sepele, karena ketika satu negara mengeluarkan travel warning maka seseorang yang tetap tidak mematuhi anjuran akan menanggung sendiri risiko nya, karena asuransi apa pun yang dia miliki dinyatakan tidak akan valid lagi. Hal ini tentu membuat para pelancong akan berpikir dua kali untuk datang ke Indonesia.

Pelaku pemboman belum teridentifikasi secara jelas, tapi Polisi bekerja keras dan dengan segala pengalaman dan kemampuannya akan diketahui siapa pelakunya, dan menghukum para pembuat onar itu dengan hukuman yang setimpal.


gambar dari vivanews.com

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda