Senin, 12 Januari 2009

Pemda DKI akan Mengatur Jam Masuk Kantor Swasta

Belum sebulan peraturan jam masuk sekolah diberlakukan, Pemda DKI sudah siap-siap mengatur jam kantor perusahaan swasta. Seperti kita ketahui kalau jam masuk sekolah menjadi 6.30 pagi dari jam 7.00. Pengaturan ini diberlakukan tidak lain adalah untuk mengurangi kemacetan di Jakarta yang kontra produktif.

Pemda DKI melalui suatu kajian mengemukakan kalau dalam sehari Jakarta dilewati oleh 20,000 trip perjalanan. Sekitar 5,000 an trip tujuan ke kantor, lalu 5,000 an trip ke sekolah, sisanya tidak disebutkan. Tapi sang Wagub Prijanto bilang kalau pengaturan jam sekolah ini bisa mengurangi kemacetan sekitar 6-14%, loh ngga sampai 25%, atau jangan-jangan kurang dari 6%.

Beberapa media di Indonesia memantau perubahan ini, hasilnya kemacetan yang biasanya di kisaran jam 6-9 kini bergeser dari jam 5-8. Macetnya tetap sama.

Melihat situasi ini, Pemda DKI siap meluncurkan aturan baru dengan mengatur jam kantor perusahaan swasta. Perusahaan yang berkantor di Jakarta Pusat dan Utara masuk jam 7.00, yang di Jakbar & Jakarta Timur jam 8.00, dan Jakarta Selatan jam 9.00. Berapa persen yang diharapkan Pemda DKI mengurangi kemacetan 1,2,3% ?

Pemda DKI sepertinya ingin melakukan trial and error, adalah baik untuk mengurangi kemacetan, tapi cara yang ditempuh belum tentu yang paling tepat. Apakah Pemda DKI pernah memikirkan bahwa dalam satu keluarga suami istri bekerja di perusahaan yang berbeda? Bisa saja sang suami bekerja di jakarta pusat lalu istrinya di Jakarta Selatan. Keduanya tinggal di daerah Tangerang, punya kendaraan Cuma 1, walah mau beli kendaraan baru, malah tambah macet bukan?

Sebenarnya Pemda DKI mesti berpikir bagaimana supaya warganya mengurangi pemakaian mobil pribadi, motor pribadi tapi menggunakan angkutan umum. Maka sederhana saja jawabannya, perbanyak armada busway, optimalkan dan gunakan jalur busway yang sudah ada, naikkan standard keamanan dan kenyamanan angkutan umum, buat harga angkutan umum sekompetitif mungkin. Niscaya warga DKI akan berpikir dua kali untuk menggunakan kendaraan pribadi. Seperti halnya di luar negeri, kendaraan pribadi digunakan hanya saat libur saja.

Minggu, 04 Januari 2009

Tahun 2009

Setiap orang tanpa melihat dari mana asalnya, selalu berharap menjadi lebih baik dalam segala hal dalam perjalanan hidupnya. Harapan dan doa pun dimunculkan saat pergantian tahun. Yang sedikit lebih ‘serius’ membuat resolusi, yang lebih profesional membuat target-target.


Tahun baru 2009, dunia internasional di guncang oleh konflik di jalur gaza. Pertempuran antara Israel dan Palestina terus berlanjut. Dunia bersuara untuk menghentikan pertempuran itu, tapi pertempuran tetap berlanjut. Pertempuran ini seperti mengalahkan gaung krisis ekonomi global yang masih terjadi. Korban sipil dan anak-anak pun jatuh, entah sampai kapan pertempuran ini berlangsung. Adakah damai kembali hadir di jalur Gaza dalam waktu dekat ini?


Indonesia mulai mengatur langkah untuk berperan aktif menciptakan perdamaian di Jalur Gaza. Beberapa organisasi massa telah mengirimkan bantuan dan pasukan penjaga perdamaian(?) ke jalur Gaza. Sementara beberapa kejadian di dalam negeri bermunculan seperti kelangkaan BBM di beberapa wilayah termasuk Jakarta.


Ada skenario yang mengatakan bahwa pemilik SPBU memesan banyak BBM ke Pertamina karena ada rencana kenaikan harga mengingat harga minyak dunia akan naik karena sentimen pertempuran jalur Gaza. Tapi ada pula skenario bahwa pemerintah akan menurunkan harga BBM karena penurunan kedua kali pada pertengahan Desember masih bisa berlanjut. Kabar penurunan ini disikapi dengan penimbunan BBM oleh pemilik SPBU. Tapi Pertamina mengatakan bahwa yang terjadi adalah lebihnya permintaan dari SPBU yang belum terakomodir. Padahal Pertamina sudah membangun sistem online distribusi BBM ke SPBU. Dengan sistem online maka SPBU-Pertamina dan Bank yang menjadi mediasi transaksi terkoneksi satu dengan lainnya. Jadi seharusnya distribusi bbm bisa lebih cepat dan akurat, tapi apakah semua SPBU sudah terkoneksi dengan baik?


Pemerintah RI melalui menko ekonomi nya menyebutkan angka 6% untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kisaran angka 6% boleh dibilang optimis di tengah goncangan krisis ekonomi global. Bank dunia malah menyebutkan kalau angka eksport Indonesia bisa turun ke angka 1-2% dari 14%. Inflasi di angka 6.2%, kurs rupiah terhadap USD di 9,400 dan harga minyak di USD80/barrel.


Bagaimana dengan peluang investasi, silahkan mereview portfolio anda tapi beberapa informasi yang mungkin bisa jadi masukan bahwa di sektor properti krisis menimpa cukup berat karena suku bunga yang tinggi, dan yang bermain dibursa perlu seleksi saham dengan teliti. Saham-saham pilihan para analis seperti Telkom, Perusahaan Gas, Wika, Unilever layak di beli sedankan yg perlu diwaspadai saham-saham properti, keuangan nonbank dan farmasi.
Lantas apakah potret buram tahun 2009 ini membuat anda menjadi ciut untuk berusaha dan bekerja? Jangan dong! Tetaplah optimis. Tulis ketetapan hati, laksanakan di 2009 dan raih hasil yang diharapkan.


Selamat tahun baru 2009.

Label: ,