Senin, 03 November 2008

Parenting - Kiat menangani anak yang nakal


Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat jasmani maupun mentalnya. Tapi ketika anaknya sedemikian rupa nakalnya, tidak sedikit pula orang tua yang tidak tahu harus bagaimana mendidik anak dengan baik.

Little Jump salah satu sekolah anak yang mencoba mengejewantahkan konsep PAUD – pendidikan anak usia dini, pada 1 November mengadakan seminar mengenai penanganan anak-anak nakal. Seminar di berikan oleh Intidata consultant yang bergerak di bidang psikologi anak dan orang tua.

Bahwasanya banyak anak-anak yang menjadi nakal bisa ditelusuri asal muasal kenakalannya. Dari seminar yang disampaikan pengaruh pola asuh dalam keluarga memberikan bobot sekitar 30%, lalu dari sekolah sang anak mendapatkan pengaruh sekitar 30%, ada lagi lingkungan yang memiliki pengaruh juga sebesar 30%, sisanya 10% sang konsultan menunjuk faktor Yang Maha Kuasa. Dengan pembobotan seperti itu yang pertama dan terutama adalah pendidikan dalam keluarga, karena siapapun seseorang itu dididik dari dalam keluarga. Ayah dan ibu harus berkomunikasi dengan baik dan sepakat untuk menerapkan konsep pendidikan dalam keluarga.

Pembagian pilihan dari orang tua dalam mendidik anak dibedakan dalam empat golongan besar. Yang pertama adalah bagiamana orang tua memilih peran agresive. Orang tua sering marah-marah melihat tindakan anaknya yang nakal. Secara psikologis ini bisa mengakibatkan seorang anak yang agresive, dia bisa menjadi pemarah juga kepada teman-teman kecilnya, dan tidak menutup kemungkinan berulah yang lebih buruk lagi seperti pemukulan. Ada juga orang tua yang manipulatif, dimana orang tua banyak melakukan trick-trick untuk mencapai tujuan atau penyampaian pesannya. Memang seorang anak kecil bisa dibohongin, tapi lama-kelamaan dia bisa sadar dan malah bisa ikut-ikutan beraksi tipu-tipu juga. Kemudian ada sikap orang tua yang pasive, yang membiarkan sang anak apa adanya. Di satu sisi ini bisa merugikan anak yang mengarah menjadi seseorang yang semaunya, tapi di sisi lain seorang anak bisa bereksplorasi dengan minat kemampuannya dengan bebas tanpa beban apapun. Yang terakhir adalah pilihan menjadi orang tua yang asertif, bagaimana orang tua menjadi tegas, disiplin pada saat yang dibutuhkan. Pilihan sepenuhnya ada pada masing-masing orang tua.

Mengenai peran lingkungan terkadang karena kurangnya waktu pengawasan orang tua terhadap lingkungannya, anak bisa memberikan hasil yang buruk dan mencengangkan orang tua. Misalnya mengeluarkan kata-kata yang tak pantas dari seorang anak kecil. Sebagai orang tua dan sebagai warga dari suatu lingkungan, seseorang berhak untuk memberitahukan lingkungannya mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik. Sekiranya memang agak sulit bisa dengan memberitahukan pada yang dituakan atau kalau masih tidak bisa terpaksa dipisahkan. Itu sebabnya banyak orang tua yang memilih sekolah untuk anaknya bukan dikarenakan jauh dekat, atau murah mahalnya biaya, tapi faktor pemilihan lingkungan untuk sang anak.

Foto Gerald – an army look, Sept 2007

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda