Minggu, 14 September 2008

Golf - Teach me how to swing


Masih teringat dalam ingatan ini bagaimana mengayun tongkat golf dan menyapu angina tanpa mengenai bola golf. Peristiwa itu terjadi tahun 2005, saat itu perusahaanku menang tender EPC kontrak dalam proyek eksplorasi panas bumi Darajat III di Garut. Chevron sebagai project owner, Kanematsu dan Thiess membentuk consortium untuk eksplorasi panas bumi dengan kapasitas 110 MW.

Dan adalah pada suatu waktu Chevron mengundang meeting dari member of consortium. Waktu itu yang terlibat langsung adalah temanku Ahmad Yani Siata, pertemuan berlangsung di hotel Novotel Bogor. Tapi entah kenapa rekan saya ngga bisa hadir, dan saya diminta atasan saya Yasuo Chiba san untuk ikut hadir. Sesampainya disana ternyata ada sesi golf. Waduh, aku belum pernah sama sekali – jangankan main langsung 18 hole, pukul bola di driving course aja belum.

Walaupun aku sudah menolak dengan halus supaya ngga ikutan main, tapi relasi bisnis dari Chevron dan Thiess minta saya ikutan saja. Aku pikir okelah sekalian belajar, apa susahnya sih. Mana kulihat lawanku udah lebih tua, masa kalah anak muda ini. Hole pertama pun dijalani. Aku lihat cara mereka mengayun tongkat golf, ping! Bola meluncur deras kea rah bendera, jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh.
Setelah semuanya memukul, tibalah giliranku, kuputar badanku dan kuatun tongkat itu sekencang mungkin wesssssssssss….bunyi tongkat menyapu angina, aku pun ngga sabar menengok kemana arah bola, mana? Kok tidak ada? Kulihat ke tempat bola ditaruh, ternyata bola itu masih ada disana, astaga…aku luput. Kucoba sekali lagi tidak kena juga. Malu aku. Tapi rekan-rekan bisnis dari Chevron dan Thiess menyemangati terus, kupukul sekali lagi tapi lebih pelan, dhess, asal kena…..

Setiap kuceritakan peristiwa itu pada teman-temanku, ada yang tertawa sampai terpingkal-pingkal termasuk rekanku Ahmad Yani, akhirnya aku tahu kalau dia juga memang mau menghindari permainan golf itu.

Tapi peristiwa itu menjadi satu titik awal untukku bahwa aku pasti bisa main golf, suatu saat nanti. Kapan? Tiga tahun berlalu tanpa ada perkembangan berarti, sampai pada suatu saat tiba-tiba aku memutuskan untuk melakukan virtual swing di halaman rumahku. Seratus kali, dua ratus kali dan terus, terus. Dan dari catatan waktu itu - Agustus tahun 2008 ini aku memutuskan untuk tetap berlatih golf kapanpun saat ada kesempatan dan meraih kemampuan bermain golf yang lebih baik.

Ternyata main golf tidak semudah yang kupikirkan, ada 30 lebih gerakan yang mesti terekam dalam otak sehingga gerakan swing menjadi optimal. Mulai dari posisi kaki, posisi tubuh, teknik memegang stick, pandangan mata, dominasi bahu, ayunan bandul, back swing, down swing. Intinya bagaimana menhasilkan torsi tubuh sesuai kebutuhan untuk mengirimkan bola golf ke tujuan.

Jarak titik awal ke tujuan bisa lebih dari 300 meter, jadi adalah hal yang mengasikan bagaimana bola golf dikirimkan seperti rudal balistik ke area sasaran. Dan untuk bisa sejauh itu torsi tubuh yang akan dialirkan melalui tongkat golf harus optimal.

Kucoba menyusurin youtube dan melihat tips dan trick bermain golf, lumayan lah buat nambah-nambah informasi belum lagi di kantor ada rekan senior Pak Wiryono yang jam terbang golf nya cukup tinggi mau mengajariku dan ada juga Amang B. Sinaga yang sudah memenangi beberapa turnamen golf juga mau mengajariku main golf. Tiap akhir pekan kalau ketemu pasti ada ngomongin golf.

Main golf itu memang mengasikan. Tulisan mengenai golf ini pasti berlanjut, seperti berlanjutnya permainan golf ku.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda