Selasa, 04 Desember 2007

The Joggernaut


Setahun sekali kantor ku mengadakan medical check-up, biasanya dokter yang memeriksa jantung akan bertanya jenis olahraga yang dilakukan dan frekuensinya.
Sudah tiga kali medical chekup jawabanku sama, Jogging. Frekuensi 3-4 kali dalam seminggu dengan durasi 30-45 menit.

Supaya ngga bosan diselingi angkat beban, dirumah saja dengan peralatan sederhana. Mau ke gym ada kendala waktu, dan untuk mmenyiasati waktu gym yang dekat kantor harganya mahal. Jadi Jogging atau lari pagi depan rumah, free of charge dan sehat, serta tidak tidak terkendala waktu, kapan ada waktu lari, lari dan lari….

Jogging termasuk kategori olahraga aerobic, juga high impact. Aerobic karena paru-paru digenjot untuk memompa keluar masuk nya udara, dan sang jantung bekerja lebih keras dalam mensirkulasi darah dan oksigen keseluruh tubuh. Maka pembuluh darah yang dilewati darah akan ‘digedor’ terus menerus selama jogging berlangsung, dalam periode tertentu secara otomotasi pembuluh darah akan memiliki diameter yang lebih besar impact nya lebih badan lebih bugar dan lebih sehat.

Saat ini aku baru bisa menempuh jarak 5,000 meter dalam waktu 30 menit ya lumayanlah untuk seusia ku. Pernah kubaca artikel bahwa untuk Jantung yang kuat memerlukan 12,000 langkah setiap harinya. Kalau asumsi satu langkah itu satu meter, berarti sehari mesti jalan 12,000 meter atau 12 kilometer!
Pantes aja Madona lari 10 kilometer setiap harinya, ck ck ck....

Untuk melakukan olahraga jogging sebenarnya tidak sulit, Cuma perlu sepatu khusus jogging, baju kaos dan celana yang menyerap keringat dengan mudah, dan supaya tidak jenuh bisa ditemani oleh mp3 player, lari deh kita.....

Tahapan jogging terdiri dari pergangan secara khusus pada otot kaki (otot paha – quadriceps, otot betis – calf); akan lebih baik untuk melakukan peregangan otot lainnya seperti otot punggung. Setelah itu jalan pelan beberapa meter, lalu jalan cepat, dilanjutkan dengan lari kecepatan sedang kira-kira 5 km / jam. Kalau sudah terbiasa kecepatan bisa ditingkatkan lagi, dan tahapan jalan bisa dilewati dengan langsung berlari, tapi tetap tahapan stretching mesti dilakukan untuk mengurangi risiko cedera.

Dari pengalaman yang kudapatkan dalam melakukan jogging, irama langkah kaki ternyata memegang peranan penting untuk mendapatkan performa yang lebih baik dalam berlari. Apalagi kalau irama langkah kaki sudah ’synchrone’ dengan irama pernapasan performa lari nya lebih baik lagi. Pernapasan untuk jogging lebih baik menggunakan mulut untuk mengambil udara dan membuang lewat hidung, sama seperti olahraga renang. Intinya mengambil banyak, membuang lebih sedikit. Semakin kencang berlari semakin banyak oksigen yang diperlukan. Kalau irama lari sudah ketemu kita tidak akan tersengal-sengal lagi dalam melakukan jogging. Terkecuali menambah kecepatan lari.

Dulu pernah dengar informasi dari dokter Joko – Dokter Jantung di RSPP Pertamina bahwa saat berolahraga pada 20 menit pertama tubuh kita akan membakar kalori dari gula, dan 20 menit kedua membakar kalori dari cadangan lemak kita. Jadi sebaiknya olahraga minimal 40 menit dalam satu kali sesi itu ukuran yang optimal.

Kalau suka tantangan cobalah memainkan tempo yang berbeda saat jogging, aku coba menerapkan hal ini, kebetulan ada jogging track yang tidak resmi di depan rumah – kelilingnya kurang lebih 400 meter, dan bentuknya seperti persegi empat. Ada yang panjangnya 50 meter dan satunya 150 meteran. Jadi di lintasan yang 50 meter aku sprint, lalu di lintasan 150 aku lari dengan kecepatan biasa, begitu seterusnya. Lebih cape sih, tapi degup jantung lebih kencang, darah mengalir lebih kencang seperti genderang mau perang, he he he kayak lagu Dewa...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda