Senin, 03 Desember 2007

Wacana pembatasan BBM bersubsidi

Dunia saat ini berharap-harap cemas melihat harga minyak yang membumbung tinggi. Pemerintah RI bahkan berencana untuk membatasi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk kendaraan pribadi. Tapi sampai saat ini baru sebatas wacana, belum ada mekanisme atau langkah konkrit lainnya untuk mewujudkan wacana ini. Tapi katanya pemerintah sedang menyiapkan sanksi tegas supaya program pembatasan ini bisa berjalan efektif.

Saya yakin pemerintah bakal kesulitan mengawasi pelaksanaan pembatasan pemakaian BBM itu, walau sanksi tegas atau super tegas telah disiapkan.

Idealnya rencana pemerintah untuk menyediakan BBM bersubsidi betul-betul dinikmati masyarakat kelas bawah, atau BBM bersubsidi hanya bisa diakses oleh kendaraan umum dan masyarakat tidak mampu, tapi pasti akan ada guncangan disana-sini, karena batasan masyarakat kelas bawah seperti apa, dan tidak mampu itu seperti apa mesti dijelaskan lebih lanjut. Jangan-jangan ada yang menganggap dirinya tidak mampu trus beli BBM bersubsidi banyak-banyak, trus di jual ketengan, lumayan selisih Rp 500 / liter aja – lha wong belum ada aturan tidak boleh jual bensin ketengan toh ?

Pemerintah melaui Bappenas sedang menyiapkan program pembatasan BBM bersubsidi. Kebijakan itu bisa dimungkinkan berlaku pada awal tahun 2008 kalau harga minyak mentah dunia benar-benar terus dikisaran harga US$ 100 per barel.

Adalah wajar pemerintah meluncurkan program pembatasan BBM bersubsidi ini sebagai tindakan awal untuk berjaga-jaga supaya APBN tidak tergerus dampak minyak dunia dan memble karena mensubsidi kebutuhan BBM dalam negeri.

Dalam hal pembatasan BBM ini, pemerintah akan meminta kendaraan pribadi memakai BBM nonsubsidi seperti Pertamax. Dulu pembatasan ini hanya berlaku buat kendaraan dengan ukuran cc mesin besar diatas 2000 cc, kalau program ini berjalan kemungkinan tidak ada lagi batasan cc mesin, pokoknya semua kendaraan pribadi pake Pertamax atau BBM non subsidi lainnya. BBM bersubsidi hanya untuk kendaraan umum.

Pemerintah dihadapakan pada pilihan sulit, menaikkan harga BBM bersubsidi, atau membatasi BBM bersubsidi, keduanya untuk melindungi APBN, keduanya pasti membuat sebagian masyarakat kita meradang. Itung-itungan pemerintah untuk langkah tersebut diambil dari asumsi kalau harga minyak dunia dikisaran US$ 100 per barel, dan produksi minyak tidak mencapai 1,035 juta barel per hari, defisit APBN 2008 akan membengkak Rp 10 triliun, aje gileeeeee…..

Sampai kapan pembatasan konsumsi BBM ini akan berjalan tergantung dari harga minyak dunia. Sementara itu alternative bahan baker nabati belum bisa diandalkan.
Hal-hal lain yang bakal dilakukan pemerintah adalah menekan pertumbuhan kendaraan pribadi dengan menaikkan pajak, menaikkan tariff parker, dan menganjurkan masyarakat menggunakan kendaraan umum. Anda mau ?

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda